Selasa, 13 Januari 2009

TEORI HAROLD LASWELL

Salah satu tokoh penting dalam sejarah awal ilmu komunikasi di Amerika adalah Harold Lasswell. Diktum Lasswell akan selalu diingat oleh mereka yang pernah sedikit belajar ilmu politik atau ilmu komunikasi – karena sesungguhnya Harold Lasswell adalah ilmuwan politik-; “Who says what, to whom, to which channel and with what effect”. Inilah diktum yang akan selalu diingat sebagai suatu model teori komunikasi yang linier, yang ia temukan dari hasil pengamatan dan praktek yang ia lakukan sepanjang masa perang dunia pertama dan kedua.

Pada tahun 1926, Harold Lasswell menulis disertasinya yang berjudul “Propaganda Technique in the World War” yang menyebutkan sejumlah program propaganda yang bervariasi mulai dari konsep sebagai strategi komunikasi politik, psikologi audiens, dan manipulasi symbol yang diambil dari teknis propaganda yang dilakukan oleh Jerman, Inggris, Perancis dan Amerika.

Sebenarnya kata propaganda sendiri merupakan istilah yang netral. Kata yang berasal dari bahasa Latin “to sow” yang secara etymology berarti: “menyebarluaskan atau mengusulkan suatu ide” (to disseminate or propagate an idea). Namun dalam perkembangannya kata ini berubah dan mengandung konotasi negatif yaitu pesan propaganda dianggap tidak jujur, manipulatif, dan juga mencuci otak . Pada perkembangan awal ilmu komunikasi, propaganda menjadi topik yang paling penting dibahas pada masa itu, namun anehnya setelah tahun 1940-an, analisis propaganda ini menghilang dari khasanah ilmu-ilmu social di Amerika. Sebagai penggantinya muncullah istilah seperti komunikasi massa (mass communication) atau penelitian komunikasi

(communication research), menggantikan istilah propaganda atau opini publik untuk menjelaskan pekerjaan peneliti komunikasi.

Lasswell sendiri memberikan definisi atas propaganda sebagai “manajemen dari tingkah laku kolektif dengan cara memanipulasi sejumlah symbol signifikan”. Untuknya definisi ini tidak mengandung nilai baik atau buruk, dan penilaiannya sangat bergantung pada sudut pandang orang yang menggunakannya. Sementara itu ahli lain (Petty & Cacioppo 1981) menyebut propaganda sebagai usaha “untuk mengubah pandangan orang lain sesuai yang diinginkan seseorang atau juga dengan merusak pandangan yang bertentangan dengannya”. Dalam pengertian ilmu komunikasi, baik propaganda maupun persuasi adalah kegiatan komunikasi yang memiliki tujuan tertentu (intentional communication), dimana si sumber menghendaki ada perilaku yang berubah dari orang lain untuk kepentingan si sumber, tapi belum tentu menguntungkan kepada orang yang dipengaruhi tersebut. Jadi propaganda lebih menunjuk pada kegiatan komunikasi yang satu arah, sementara persuasi lebih merupakan kegiatan komunikasi interpersonal (antar individu), dan untuk itu mengandalkan adanya tatap muka berhadap-hadapan secara langsung. Dengan demikian sebenarnya propaganda adalah persuasi yang dilakukan secara massal.

Lasswell juga terlibat dalam proyek perang dunia II dengan melakukan analisa isi terhadap pesan-pesan propaganda yang dilakukan oleh pihak sekutu. Dengan analisa tersebut Lasswell bermaksud hendak meningkatkan kemampuan dan metodologi propaganda yang dilakukan pada masa itu. Dengan kata lain, Lasswell tak cuma menganalisa propaganda tapi ia juga menciptakan propaganda lain, menghasilkan para murid yang ahli propaganda untuk membantu pemerintah Amerika dalam mengembangkan propaganda dan program intelejen dari pemerintah.

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilaksanakan secara efektif, maka kita dapat mengutip model komunikasi dari Harold Lasswell dalam karyanya The Structure And Function Of Communication In Society menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect (Siapa Mengatakan Apa Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa).
Berdasarkan paradigma Laswell di atas, maka komunikasi berarti proses penyampaian pesan dari seorang komunikator kepada seorang komunikan melaui media komunikasi tertentu untuk menghasilkan efek tertentu. Dewasa ini sangat beragam jenis media komunikasi yang beredar di masyarakat, yang dapat dipergunakan dalam kegiatan berkomunikasi.

Teori-teori komunikasi massa yang berelasi dengan hasil kebudayaan (theories of cultural outcomes) banyak tumbuh dan berkembang dalam kajian komunikasi massa yang ada di Amerika Serikat. Secara garis besar teori-teori yang ada di ranah ini dibagi menjadi dua bagian yaitu yang berfokus pada hasil-hasil kebudayaan umum dan yang berfokus pada pengaruh terhadap inidividu.

Untuk mengawalinya, kita akan masuk dari dari kajian mengenai model dan fungsi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Harold Laswell.
Selama ini teori media berkonsentrasi pada bagaimana media bekerja dan pengaruh media terhadap khalayak. Dasar dari perspektif ini adalah pendekatan fungsionalis yang memfokuskan pada sistem komunikasi massa, cara kerja sistem komunikasi massa, dan apa yang dilakukan oleh komunikasi massa.
Salah seorang teoritisi yang mengungkapkan teori yang paling terkenal dan paling awal dalam kajian ini adalah Harold Lasswell. Dalam sebuah artikel klasik yang ditulisnya pada tahun 1948 yang berjudul The Structure and Function of Communication in Society, Lasswell menyajikan suatu model komunikasi yang berbentuk sederhana. Model ini sering diajarkan kepada mahasiswa yang baru belajar ilmu komunikasi.

Model yang diutarakan Lasswell ini secara jelas mengelompokkan elemen-elemen mendasar dari komunikasi ke dalam lima elemen yang tidak bisa dihilangkan salah satunya (Laswell dalam Littlejohn, 1996:334). Model yang dikembangkan oleh Laswell ini sangat populer di kalangan ilmuan komunikasi, dan kebanyakan mahasiswa komunikasi ketika pertama kali belajar ilmu komunikasi, akan diperkenalkan dengan model di atas.
Sumbangan pemikiran Lasswel dalam kajian teori komunikasi massa adalah identifikasi yang dilakukannya terhadap tiga fungsi dari komunikasi massa. Pertama adalah kemampuan kemampuan media massa memberikan informasi yang berkaitan dengan lingkungan di sekitar kita, yang dinamakannya sebagai surveillance. Kedua, adalah kemampuan media massa memberikan berbagai pilihan dan alternatif dalam penyelesaian masalah yang dihadapi masyarakat, yang dinamakanya sebagai fungsi correlation. Ketiga adalah fungsi media massa dalam mensosialisasikan nilai-nilai tertentu kepada masyarakat, yang dalam terminologi Laswell dinamakan sebagai transmission.

Dalam perkembangannya, Charles Wright menambahkan fungsi keempat yaitu entertainment, di mana komunikasi massa dipercaya dapat memberi pemenuhan hiburan bagi para konsumen dengan dikontrol oleh para produsen.
Model Lasswell telah menjadi model komunikasi massa yang melegenda dalam kajian teori komunikasi massa. Maksudnya model Laswell telah banyak digunakan sebagai kerangka analisis dalam kajian komunikasi massa.

Karakteristik model Laswell adalah kemampuannya mencatat bagian-bagian yang membentuk sistem komunikasi massa dan serempak pula dapat menggambarkan hasil-hasil yang hendak dicapai oleh komunikasi massa melalui ketiga fungsi yang telah dijelaskan di atas. Sejak awal buku ini, banyak fungsi dari komunikasi massa yang telah singgung. Agar lebih jelas kita akan melihat pada beberapa di antara fungsi komunikasi massa secara lebih mendalam melalui berbagai teori dalam pembahasan berikut. Kita mengawalinya dari bagian tentang teori mengenai difusi informasi dan pengaruh.



Selasa, 11 November 2008

Tahapan proses komunikasi ada tujuh, yaitu:

Proses komunikasi tahap-1, yakni penginterpretasian.
Yang di interpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi didalam diri komunikator. Artinya proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan yang bersifat abstrak.

Proses komunikasi tahap-2, yakni penyandian.
Tahap ini masih terjadi dalam diri komunikator, berawal sejak pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi.

Proses komunikasi tahap-3, yakni pengiriman.
Proses komunikasi tahap ketiga ketika komunikator melakukan tindak komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniahnya yang berfungsi sebagai transmitter.

Proses komunikasi tahap-4, yakni perjalanan.
Tahap ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan di kirim hingga pesan diterima komunikan. Jalan yang di lalui pesan untuk sampai ke komunikan, sebagaimana pernah di utarakan, kita sebut saluran komunikasi, yang dapat melalui dua cara yakni dengan media atau tanpa media.

Proses komunikasi tahap-5, yakni penerimaan.
Tahap ini di tandai dengan di terimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.

Proses komunikasi tahap-6, yakni penyandian balik.
Tahap ini terjadi dalam diri komunikan, bermula sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan jasmaniah yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budi manusia berhasil menguranginya.

Proses komunikasi tahap-7, yakni penginterpretasian.
Seandainya proses berlanjut maka proses memasuki tahap ke tujuh, tahap ini terjadi di dalam diri komunikan, berawal sejak lambang komunikasi berhasil di urai ke dalam bentuk pesannya.

Senin, 20 Oktober 2008

HAKIKAT ILMU KOMUNIKASI

Filsafat:
Ibu segala ilmu :
Ilmu komunikasi merupakan ibu dari segala ilmu. Jika di ibaratkan ilmu komunikasi adalah sebagai pohon ilmu, dan sebagai pohon ilmu, filsafat memiliki dua cabang utama yang membentuk rumpunnya masing-masing, yakni rumpun ilmu alam atau eksaktadan rumpun ilmu sosial. Ilmu alam mempelajari berbagai zat dan benda alam. Sedangkan ilmu soail mempelajari manusia dalam konteks hubungan dengan manusia lain.

Ilmu alam :
Sebagai ilmu, filsafat mengkaji segala sesuatu yang ada dan mungkin ada. Sedangkan objek ilmu ini adalah benda alam, maka di kelompokkanlah mereka dalam ilmu-ilmu alam. Cabang ilmu alam tadi kita sebut ilmu alam murni.

Ilmu sosial :
Ilmu sosial mulai muncul dari datangnya masalah-masalah dan pertanyaan yang ada di benak manusia itu sendiri, utamanya dalam konteks perilaku dan hubungan sosial antar manusia.

Ilmu sosial murni :
Ada beberapa cabang ilmu sosial murni, yakni : (1) antropologi, mempelajari manusia dalam konteks budaya; (2) psikologi, mempelajari manusia dalam konteks kejiwaan dan tingkah laku; (3) ekonomi, mempelajari manusia dalam konteks pemenuhan kebutuhannya atas barang dan jasa; (4) sosiologi, mempelajari manusia dalam konteks organisasi sosial kemasyarakatan; (5) politik, mempelajari manusia dalam konteks kekuasaan serta sistem pemerintahan.

Ilmu sosial terapan :
Ilmu komunikasi

Dari ilmu sosial yang ada maka berkembang ilmu sosial terapan yakni : (1) ilmu pendidikan, merupakan ilmu sosial terapan yang mengaplikasikan konsep dari psikologi; (2) ilmu manajemen, menerapkan konsep psikologi, ekonomi, antropologi dan sosiologi; (3) ilmu komunikasi, yang di kategorikan sebagai ilmu terapan dengan mengaplikaskan konsep antropologi, politik, ekonomi, psikologi, sosiologi.

Ilmu komunikasi :
Interdisipliner dan multidisipliner
Ilmu komunikasi dikatakan bersifat interdisipliner karena ia memanfaatkan ilmu-ilmu lain yang berada di dalam rumpun ilmu sosial. Sedangkan di katakan multidisipliner karena memanfaatkan ilmu lain yang berada di luar rumpun ilmu sosial.

Ilmu komunikasi :
Objek material dan objek forma
Objek material adalah objek dari mana ilmu itu dalam bidang yang sama di amati. Sedangkan objek forma adalah sudut dari mana objek materia itu di kaji secara lebih spesifik.

Komunikasi :
Arti dan akar kata
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin, communis, yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar katanya communis adalah communico, yang artinya berbagi. Dalam hal ini yang di bagi adalah pemahaman bersama melalui pertukaran pesan.

Komunikasi dan pertumbuhannya
Ilmu komunikasi, seperti juga antropologi atau sosiologi adalah disiplin ilmu deskriptif. Dalam sejarah pertumbuhannya ilmu komunikasi berawal sejak retorika terlahir sebagai pengetahuan dan seni berbicara secara lisan, tatap muka dalam konteks publik. Di eropa, ia berkembang menjadi publizistikwissenschaft atau publisistik, sedangkan di Amerika ialebih dikenal sebagai ilmu komunikasi.

Para tokoh pendiri ilmu komunikasi
John Dewey
(Psikologi & filsafat) : ia menginginkan adanya surat kabar sebagai alat perubahan sosial. Meskipun surat kabar yang di inginkan Dewey tidak pernah terwujud dalam hidupnya, ia tidak sangsi akan potensi surat kabar untuk membawa reformasi sosial.
Charles H. Cooley (Sosiologi) : Cooley melihat bahwa proses komunikasi antarpribadi merupakan basis sosialisasi dari studi sosiologi.
Robert E. Park (Filsafat & Sosiologi) : ia melihat bagaimana tipe jurnalistik memiliki kekuatan untuk menciptakan perubahan sosial.
George H. Mead (Filsafat & Psikologi) : menurut ia komunikasi merupakan basis sosialisasi, komunikasi hal paling mendasar bagi hubungan antar manusia.
Kurt Lewin (Psikologi) : ia banyak mengkaji dinamika kelompok dalam hubungannya dengan komunikasi. Ia juga menaruh perhatian terhadap studi gatekeeping tentang pengendalian arus informasi melalui saluran komunikasi.
Nobert Weiner (Matematika) : ia mewarisi teori cybernetic, yang membahas tentang kelanjutan arus informasi dilihat dari segi recording, encoding, storage, transmisi dan diseminasi antara satu sistem dengan sistem lainnya.
Harold D. Laswell (Ilmu Politik) : kontribusi Laswell pada ilmu komunikasi banyak di temukan dalam bukunya Propoganda and Communication in World History, yang memuat formulasi yang kelak banyak digunakan dalam riset komunikasi massa: who, says what, in with channel, to whom, with what effect.
Paul F. Lazarssfeld (Matematika & Sosiologi) : ia memformulasikan teori komunikasi dua langkah (two step flow), bahwa pengaruh media sangat kecil terhadap perilaku pemilihan di banding dengan saluran antarpribadi yang mengandalkan peran pemuka pendapat (opinion leader).
Carl I. Hovland (Psikologi Eksperimen) : Hovland mengkaji pengaruh film dari segi kredibilitas sumber, penyajian pesan dalam satu sisi (one-side) atau dua sisi (two-side) aspek kekuatan dan efeknya terhadap tentara. Eksperimen Hovland banyak memberi manfaat dalam studi komunikasi persuasif.
Claude E. Shannon (Elektronika) : kontribusi Shannon terhadap ilmu komunikasi adalah tulisannya yang membicarakan teori informasi.
Wilbur Schramm (Kesusastraan) : ia adalah orang pertama yang menjalin bidang ilmu sosial seperti psikologi sosial, antropologi, ilmu politik, dan ekonomi untuk pengembangan ilmu komunikasi.
Everett M. Rogers (Sosiologi Pedesaan) : disertasi Rogers membicarakan difusi inovasi pada masyarakat pedesaan lowa. Ia juga membina jurusan ilmu komunikasi.

Komunikasi :
Definisi dan objek kajian
Komunikasi di definisikan sebagai usaha penyampaian pesan antarmanusia, dan karenanya kita nyatakan ilmu komunikasi sebagai ilmu yang mempelajari usaha penyampaian pesan antarmanusia.
Sedangkan syarat suatu ilmu harus memiliki objek kajian dimana objek kajian itu harus terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifatnya. Objek ilmu komunikasi adalah komunikasi itu sendiri, yakni usaha penyampaian pesan.

Tiga kategori definisi komunikasi
Dance dan Larson mengidentifikasi tiga dimensi konseptual penting yang mendasari perbedaan dari ke-126 definisi temuannya. (1) Tingkat observasi atau derajat keabstrakannya : yang bersifat umum, misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan. (2) Tingkat kesengajaan : yang menyatakan bahwa komunikasi adalah situasi-situasi yang memungkinkan suatu sumber mentransmisikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi prilaku penerima. (3) Tingkat keberhasilan dan di terimanya pesan : yang menyatakan komunikasi adalah proses pertukaran informasi untuk mendapatkan saling pengertian.

Unsur-unsur Dasar Komunikasi
Komunikasi telah didefinisikan sebagai usaha penyampaian pesan antar manusia. Dari definisi ini terlihat bahwa untuk dapat terjadi proses komunikasi minimal terdiri dari tiga unsur utama :
● Pengirim pesan.
● Pesan itu sendiri.
● Target penerima pesan.

a). Pengirim Pesan (komunikator)
Pengirim pesan yang dimaksud ini adalah manusia yang mengambil insiatif dalam komunikasi adalah komunikator. Pesan disampaikan komunikator untuk mewujudkan motif komunikasi.

b). Penerima Pesan (komunikan)
Penerima pesan disebut komunikan. Komunikan didefinisikan sebagai manusia berakal budi, kepada siapa pesan komunikator ditujukan.

Proses komunikasi dapat terjadi dalam sembilan kemungkinan, yaitu :
● antara satu orang dengan satu orang (saya dengan anda).
● antara satu orang dengan banyak orang (saya dengan satu kelas siswa).
● antara satu orang dengan massa (saya bertindak selaku komunikator massa yang menyampaikan pesan melalui media massa).
● antara banyak orang dengan satu orang (sekelompok siswa berbicara kepada saya).
● antara banyak orang dengan banyak orang (sekelompok siswa dengan kelompok lainnya).
● antara banyak orang dengan massa (sekelompok polisi mencanangkan anti korupsi, yang menyampaikan pesan melalui media massa).
● antara massa dengan satu orang (khalayak pembaca media massa mempertanyaan pernyataan saya di media massa).
● antara massa dengan banyak orang (khalayak media massa mempertanyakan sikap sekelompok polisi yang katanya anti korupsi).
● antara massa dengan massa (sebagian khalayak massa pembaca tempo yang setuju atas suatu pemberitaan, sementara sebagian khalayak lainnya tidak setuju atas pemuatan berita di majalah itu).

Pesan
pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuatnya konkret agar dapat dikirim dan diterima oleh komunikan, manusia dengan akal budinya menciptakan sejumlah lambang komunikasi berupa suara, mimik, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan.
c). Saluran komunikasi dan Media komunikasi
Saluran komunikasi adalah jalan yang dilalui pesan komunikator untuk sampai kekomunikannya. Terdapat 2 jalan agar pesan komunikator sampai kekomunikannya, yaitu tanpa media (nonmediated communication yang berlangsung face to face, tatap muka) atau dengan media. Media yang dimaksud disini adalah media komunikasi.

d). Efek komunikasi
Efek komunikasi kita artikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam diri komunikannya. Terdapat 3 tataran pengaruh dalam diri komunikan, yaitu kognitif (seseorangmenjadi tahu tentang sesuatu), afektif (sifat seseorang terbentuk), dan konatif (tingkah laku,yang membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu).

e). Umpan balik
Umpan balik dapat kita maknai sebagai jawaban komunikan atas pesan komunikator yang disampaikan kepadanya.

Tataran Komunikasi
Sebagaimana dibahas pada bagian terdahulu, dilihat dari jumlahnya, komunikator atau komunikan dapat dibedakan atas satu orang, banyak orang (kelompok kecil, kelompok besar, dan organisasi), dan massa. Maka berdasarkan katagori jumlah manusia yang terlinat didalamnya, komunikasi dapat terjadi dalam bentuk antar pribadi, kelompok kecil, kelompok besar/publik, organisasi dan massa.

Komunikasi selalu muncul dalam konteks, yakni dalam suatu setting atau situasi tertentu.

a. Komunikasi Intrapribadi
Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi yang terjadi didalam diri komunikator atau lazim disebut komunikasi dengan diri sendiri.

b. Komunikasi Antar pribadi
Komunikasi antarpribadi dapat terjadi dalam konteks satu komunikator dengan satu komunikan (komunikasi diadik: dua orang) atau satu komunikator dengan dua komunikan (komunikasi triadik: tiga orang).

c. Komunikasi Kelompok
Apabila jumlah pelaku komunikasi lebih dari tiga orang, cenderumg dianggap komunikasi kelompok kecil atau lazim disebut komunikasi kelompok saja.

d. Komunikasi Publik
Komunikasi publik disebut juga komunikasi kelompok besar karena melibatkan komunikan khalayakyang relatif besar, dan karenanya sulit saling mengenal secara dalam satu per satu.

e. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi terjadi didalam organisasi maupun antarorganisasi, bersifat fomal maupun informal. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi: komunikasi keatas, kebawah, maupun horizontal. Sedangkan komunikasi informal adalah terjadi diluar struktur organisasi.

f. Komunikasi Massa
Komunikasi massa melibatkan jumlah komunikan yang banyak, tersebar dalam area geografis yang luas, namun punya perhatian dan minat terhadap isu yang sama. Didalam komunikasi massa terjadi pula komunikasi organisasi, komunikasi kelompok besar ataupun kecil, komunikasi antarpribadi, dan komunikasi intrapribadi.